Langsung ke konten utama

Kematian Seorang Jenderal

Kematian seorang raja menjadikan sebuah kekuasaan diperebutkan bahkan seorang jenderal yang pernah memimpin ribuan pasukan tak mampu menghalangi laju perubahan itu, ketika keadaan yg genting itu wabah perpecahan terjadi dimana-mana dan tak dapat dielakkan. Pada saat sang jenderal pergi menjemput sang raja terpilih, kekuasaan telah diambil alih. Bagaimana sang Jenderal menghadapinya? Ini baru sebuah awal cerita yang panjang tentang seorang ksatria sejati. Dilatar belakangi oleh dua generasi pasukan perang yang dipisahkan oleh waktu, generasi tetua yang dipimpin jenderal legendaris kerajaan, dan generasi muda yang dipimpin jenderalnya yang tak pernah kalah dalam setiap peperangan.
Sebuah keputusan telah diambil, sang jenderal legendaris (Tetua Ibrahim) tanpa seorang pasukanpun menghadang rombongan yang telah menghianatinya, tidak kurang 10.000 pasukan terbaik dihadangnya sendirian.

Suasana begitu hening orang yang hendak mereka cari sekarang berada dihadapan mereka, Abraha jenderal yang tak pernah kalah itupun menyeringai senang. Akan ditumpahkannya darah orang yang selama ini selalu mengkritisinya dalam memimpin perang, akan dijadikan darah orang tua itu batu pelicin kemenangan besar yang ia cita-citakan, kemudian sepasukan berkuda tanpa menunggu komando kedua kalinya, langsung menyerang jenderal dengan pedang panjangnya itu, gumpalan debu tercipta cukup besar dari hentakan kuda yang ditarik dengan kencangnya. Disisi belakang barisan pasukan berjajar rapi, setiap barisan tersebut di pimpin oleh pemuda disetiap sudut kanannya, mereka semua menahan nafas menyaksikan bagaimana tragedi ini akan terjadi. 

Seketika sosok yang mereka segani itu tak tampak lagi terselimuti debu yang berkobar dalam panas yang menyengat, mereka kembali dikagetkan oleh terpelantingnya seorang pengendara kuda, debu semakin menggelap dan semakin menggilanya pertarungan disana, hingga beransur-ansur debu itu memudar sang jenderal besar tegak berdiri memanggul pedangnya dan musuh-musuhnya telah jatuh mencium tanah, sementara kuda-kuda yang kehilangan tuannya itu menjauh, mungkin mereka tau bahwa tak lama lagi tempat itu akan dipenuhi darah. Aku menarik nafas dalam, melihat hal yang tak pernah kusangka akan terjadi, masih seperti kemarin bagiku perang pertama yang hampir membuat 1000 pasukan cadangan dibantai oleh 5ribu pasukan terbaik Rum, dan aku termasuk didalam keseribu pasukan yang akan menjadi bulan-bulanan itu, sebagai seorang prajurit awal, aku ditempatkan jaga dibagian bukit, bukit ash namanya, bukit kecil yang dari sanalah benteng terdepan kerajaan menjadi cukup mudah ditaklukkan, berupa lereng tinggi yang tak begitu besar hanya berukuran tiga kuda yang berbaris, ada sebuah legenda di tempat itu, konon tempat itu adalah sebuah perahu yang digunakan seorang kekasih yang mengejar perempuan yang ia yakini sebagai jodohnya dikehidupan yang lalu, namun perahunya terdampar saat ia mulai ragu dengan keyakinannya itu, sang kekasih tak mampu lagi mengendalikan perahunya.

Dibukit ash ini kami telah membuat pertahanan terkuat yg bisa kami usahakan saat itu yaitu sebuah parit panjang sebagai lintasan yang kami beri bola dari bambu-bambu tajam sebagai senjata, kemudian saat barisan pasukan Rum datang kami gelindingkan bola itu dan berjatuhanlah pasukan rum kemudian pasukan yang tersisa kami bunuh tanpa sisa darah pertama yang mengalir dari pasukan Rum membangkitkan semangat kami kemudian 2000 pasukan Rum kami pukul mundur, tapi ternyata dalam kelelahan itu pasukan pemantau kami melihat barisan pasukan yg sangat rapat menuju ketempat kami barisan itu tak tampak ujungnya yang akhirnya kami tau jumlahnya 3000 pasukan dengan segala daya pasukan itupun dapat kami halau, namun kembali 3000 pasukan datang merensek dengan pelan namun pasti, tapi semangat kami tak mundur kami yakin bantuan akan datang bila pasukan bantuan Rum yang jaraknya 21kilo datang dengan 3ribu pasukan kami yakin pasukan ashani akan datang dengan jumlah yang jauh lebih banyak namun hingga separuh pasukan kami gugur dan kami yang tersisapun telah kehabisan tenaga bantuan itu tak kunjung datang, sementara pasukan Rum makin ganas melihat tanda-tanda kelelahan kami, mereka tau untuk melawan 2 ribu pasukan awal tadi kami telah memakai hampir seluruh kekuatan kami dan seolah mereka yakin bantuan bagi kami tak akan datang, semakin terdesak kami tak bisa mundur lagi dibelakang kami adalah bukit yang bila jatuh jenasah kami akan hanyut dan didepan pasukan Rum membantai kami satu persatu, disaat seperti itu tiba-tiba bagian belakang iringan pasukan Rum menjadi berantakan asap hitam berkobar dan kemudian semakin ketengah, aku sedikit memalingkan pandangan namun cepat-cepat tersadar saat kilatan pedang tentara Rum berlomba menusukku keadaan kami benar-benar diujung tanduk, mereka hampir menduduki wilayah terakhir kami yang kami lindungi dengan bambu bambu inilah tempat yg mereka incar tempat strategis untuk melepas anak panah, menghujani benteng ashani dari sisi timur, sudah tak terhitung brapa luka yang ada dalam tubuhku kulihat dikiri kananku temanku sudah berjatuhan sementara dibelakangku teman2ku yang terluka, sementara disisi lain masih ada beberapa temanku yg masih mempertahankan posnya, sekali lagi kusempatkan melihat asab yang masih agak jauh, pasukan bantuan telah datang, tp aku tak kuat lg, kini badanku benar benar akan tercabik-cabik oleh pedang rum namun aku masih sempat bergerak sejadinya dengan energi terakhir yang ada dalam setiap mili darahku. Setelah itu penyelamat itu datang sepasukan berkuda tanpa tahu dari mana datangnya menyelamatkan pemuda itu dan sepasukan cadangan yang tersisa. 

Jenderal yang menyelamatkan kami kini tengah dikeroyok oleh sepasukan kuda yang dengan pongahnya dipacu dengan kencang dan kembali mereka semua dijatuhkan, kembali nafas lega muncul dari pemuda itu. Jenderal Ibra kembali mampu menghalau penyerangan itu meski demikian semakin lama tentu tenaga lelaki tua itu akan semakin terkuras. Setelah melihat lawannya semakin lemah namun belum bisa juga di jatuhkan membuat Jenderal Abraha menghentikan pasukannya, saat itulah ia mulai mendekati orang yang selalu menghalangi jalannya itu. Pemuda itu tahu rekor tidak pernah terkalahkan jenderal Abraha itu karena kekejian jenderal tersebut yang tidak segan mengorbankan pasukannya dengan murah demi mendapat kemenangan. Jenderal Abraha adalah seorang yang hanya akan bertarung dipertempuran yang ia yakin akan mendapatkan kemenangan dan dia rela menebus dengan cara apapun. Sementara jenderal tua yang berwibawa itu jauh lebih mengutamakan pasukan dan masa depan kerajaan dibandingkan kemenangan. Bahkan lelaki tua itu rela mengorbankan dirinya untuk pasukan dan kerajaannya.

Sesaat suasana menjadi hening Jenderal Abraha dibisikkan sesuatu oleh bawahannya,  kau tidak akan lolos kali ini, sementara seluruh pasukan maju serentak berjalan berlahan mendekati Jenderal yang telah kelelahan itu namun dengan senyum dalam wibawanya beliau yang mengambil langkah pertama untuk menyerang. Begitu mengejutkan. tiba-tiba serangan dari Jenderal Ibra melesat ke akhir barisan, pemuda itu hanya memimpin 100 pasukan namun kini semua mata takjub kepada nya, karena pemuda itulah yang pedangnya menembus tubuh Jenderal tua itu.

Pemuda yang kini akan memimpin 1000 pasukan. 



diposkan kembali dari Blood, Princip, and Love: Perjuangan Sejati[http://cahayaygkembali.blogsland.net]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian dan Peran dari Forkopimda Forkopimcam, Muspida, hingga Muspika

Masih banyak yang bertanya-tanya, apa itu arti dari Forkopimda, Forkopimcam, Muspida, dan Muspika? Serta apa peran mereka dalam pemerintahan? Kali ini kita akan bahas pengertian dan peran apa itu Forkopimda Forkopimcam, Muspida, dan Muspika. Serta perangkat yang terlibat dalam setiap kelompok forum atau musyawarah tersebut. Selain untuk menambah wawasan pengetahuan, ini juga penting untuk pemahaman kita mengetahui peranan mereka yang terlibat dalam urusan pemerintahan. Semua perangkat tersebut memiliki funsi yang saling berhubungan satu sama lainnya. Pada fungsi koordinasi antar unsur forkopimda dalam pelaksanaan pembangunan dan penyelesaian masalah-masalah aktual di daerah. Agar terbangun konektivitas antar pusdalsis kabupaten/kota dan provinsi. Hal itu bisa terjalankan dengan adanya kerjasama dan relasi bersama Forkopimcam. Merujuk pada Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 pasal 26 tentang Pemerintah Daerah. Demikian juga Komunitas Intelejen Daerah (kominda) melaksanakan perannya sebaga...

Cara Memindah Tata Letak Yang Tidak Bisa Dipindah

Hai ini sering dipartanyakan oleh mereka blogger pemula, "Kok nggak bisa digeser,?" Pertanyaan itulah yang memberi saya ide untuk kembali mengutak-atik template. Toh, cukup membantu kan.? ^_^

Cek Koneksi dengan ping 8.8.8.8 -t dan Cara Membacanya

  Bagi seorang operator dapodik disekolah kebutuhan untuk mengecek koneksi internet adalah hal yang lumrah, c ara termudah tentu saja anda membuka browser lalu mencoba mengunjungi situs tertentu seperti google.com , gmail.com , youtube.com atau juga facebook.com . namun menurut saya cara ini kurang dapat memberikan informasi yang lengkap. karena terkadang saat kita mengunjungi sebuah situs/web, dan tidak bisa terbuka , bukan berarti koneksi kita yang bermasalah. bisa jadi juga karena browser yang terkena virus atau juga situs tersebut sedang down (tidak bisa di akses). Oleh karena itu berikut ini tips  Cek Koneksi dengan ping 8.8.8.8 -t dan Cara Membacanya  tanpa perlu membuka browser dan juga memberikan informasi yang lebih lengkap. Koneksi yang di atas menunjukkan bahwa koneksi tidak stabil dan kurang cepat, hal ini dapat dilihat melalui time yang muncul, semakin kecil time maka menunjukkan semakin cepat koneksi Anda, dari time juga dapat dilihat apabila munculnya tida...