Bagian 1/2, semoga dimanapun kita, golongan pertama atau kedua dapat saling menghargai dan memberi dukungan lebih besar dari pada yang dimiliki non muslim. Karena jika rasa persaudaraan telah berjarak menjadikan kira satu tubuh yang tidak utuh.
Perkataan Syaikh Ibnu Taimiyyah rahimahullah itu pernah ana temukan di website'a orang2 syiah... Ana sempat kaget, tp ternyata ada beberapa perkataan beliau yg dipelintir, seperti " Ia tidak dilakukan oleh salaf, tetapi ada sebab baginya, dan tiada larangan daripadanya" padahal harusnya kan " Perayaan seperti ini belum pernah dilakukan oleh para salaf, meski ada peluang untuk melakukannya dan tidak ada penghalang tertentu bagi mereka untuk melakukannya. Seandainya perayaan itu baik atau membawa faedah, tentu para salaf lebih dulu melakukannya daripada kita "
Mereka juga orang-orang yg pro maulid ternyata juga memotong kalimat, dimana mereka menuliskan : atas kecintaan dan ijtihad ini dan mengagungkan baginda, dan Allah mengaruniakan pahala kepada mereka " Padahal kalimat yang lengkap adalah " Kecintaan dan ijtihad mereka dalam hal ini tentu akan mendapatkan pahala di sisi Allah, tetapi bukan dalam hal bid’ah – seperti menjadikan kelahiran Nabi sebagai hari raya tertentu – padahal manusia telah berbeda pendapat tentang tanggal kelahiran beliau Shallallaahu 'alaihi wa sallam ".
Bukankah ini satu Khianat !!
Bahkan Ibnu Taimiyyah tetap memperingatkan bahwa amalan perayaan Maulid Nabi itu adalah amalan yang menyelisihi sunnah dan wajib untuk ditinggalkan. Amalan tersebut adalah amalan bid’ah yang tertolak menurut syari’at. Lebih jelasnya lagi, mari kita perhatikan perkataan beliau rahimahullah :
" وأما اتخاذ موسم غير المواسم الشرعية كبعض ليالي شهر ربيع الأول ، التي يقال إنها المولد ، أو بعض ليالي رجب ، أو ثامن عشر ذي الحجة ، أو أول جمعة من رجب ، أو ثامن شوال الذي يسميه الجهال عيد الأبرار ، فإنها من البدع التي لم يستحبها السلف ، ولم يفعلوها ، والله سبحانه وتعالى أعلم "
Adapun mengadakan upacara peribadahan selain yang disyari’atkan, seperti malam-malam Rabi’ul-Awwal yang sering disebut (Maulid Nabi) atau malam-malam Rajab, atau tanggal 18 Dzulhijjah , atau awal Jum’at bulan Rajab, atau hari ke-8 bulan Syawwal yang dinamakan oleh orang-orang bodoh dengan ‘Iedul-Abraar; semuanya termasuk bid’ah yang tidak disunnahkan salaf dan tidak mereka kerjakan . Wallaahu Subhaanahu wa ta’ala a’lam [Majmu’ Al-Fataawaa, 25/298]
Dr. Muhammad Rawwas Al-Qal’ahjiy telah melakukan penelitian di kitab-kitab Ibnu Taimiyyah untuk merumuskan faedah fiqh yang terkandung di dalamnya telah mengatakan bahwa perayaan Maulid Nabi termasuk perayaan bid’ah yang tidak disyari’atkan dalam Islam [ lihat Mausu’ah Fiqhi Ibni Taimiyyah oleh Dr. Muhammad Rawwaas Qal’ahjiy,hal. 1040-1041; Daarun-Nafaais, Cet. 2/1422, Beirut]
Semoga sedikit tulisan ini ada manfaatnya, terutama untuk menjawab syubhat ) trik ( yang sedang dijalankan oleh orang yang benci dengan dakwah Tauhid dan Sunnah. Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita semua...
Aamiin
Komentar
Posting Komentar
Tiada gading yang tak retak, saran dan masukan Anda akan sangat membantu kami. Budayakan Membaca Sampai Akhir, Jika ada yang masih kurang jelas, Anda dapat menuliskannya pada kolom komentar di bawah ini atau melalui Contact Us di bagian blog ini.
1. Centang kotak Notify me untuk berlangganan.
2. Setiap Komentar yang masuk akan kami moderasi, sebelum tampil dipublish.
3. Patuhi pedoman berkomentar dengan sopan santun dan menghargai pendapat orang lain.
Semoga kedepannya kita dapat bekerja sama dengan baik!
Salam Sukses dan Bahagia.