Berbagai kebuntuan dakwah di negeri-negeri muslim pasti solusi jawabannya ada di satu bagian akar yang sama. Bahkan sangat tepat untuk menjawab tantangan bangsa Indonesia saat ini.
Saya sadari hal ini ketika dengan izin Allah SWT saya berkesempatan membangun ukhuwah sampai Irian Jaya saat itu. Merasakan bagaimana menjadi minoritas dst.
Jamaah seperti NU, Muhamadiyah, PKS, HT, Salafi, Persis, FPI, Jamaah Tablik, Dewan Dakwah dan banyak lagi ormas Islam yang berkorban dalam bagian bagian tertentu sebut saja Bulan Sabit Merah pada bagian kesehatan, ada juga bagian zakat, bahkan sampai MUI mereka mempunyai permasalahan utama yang harus dilalui untuk mencapai tujuan mulianya yang solusinya berada di ormas lain atau tempat lain bahkan diwaktu yang lain (masa lalu).
Benar, jawaban kemacetan Salafi ternyata ada di Jamaah Tablik, keterbatasan NU ternyata solusinya ada di HT, solusi tantangan yang di hadapi FPI berada di Muhamadiyah dst. Sayangnya komunikasi mereka terbatas untuk saling membantu atau malah sengaja dibatasi, dan memang tidak akan dibiarkan ormas Islam menjadi besar karena Ancaman akan sangat besar. Telah terbukti bagaimana segelintir orang di negeri ini berkumpul untuk menegakkan keadilan di jakarta mulai dari 2 juta meningkat menjadi 7 juta jiwa.
Singkatnya mereka belum bersatu, inilah yang belum bisa di capai. Kebanyakan manusia meremehkan arti persatuan meskipun dalam hati setiap orang yang sadar dan waras menginginkan kebersaan dan persatuan tersebut. Menjaga persatuan bukan hal mudah seperti setiap hal baik lainnya, apalagi semakin tidak mudah karena campur tangan pihak yang serakah dan ingin menguasai dunia ini (invisible hand). Pihak yang bahkan berhasil menimbulkan sekat antara polisi dan TNI sehingga timbul gesekan-gesekan yang merusak persatuan dikalangan mereka, padahal logikanya mereka sama-sama pihak yang menjadi penjaga NKRI, inilah sebagian yang saya maksud diatas dapat menjawab tantangan negeri ini.
Setiap insan berpendidikan mengetahui bahwa dengan persatuan, mampu menghasilkan kekuatan yang besar, dan mengatasi keterbatasan.
Satu bagian yang muncul dari pola pikir umat Islam bagaimana mengatasi kebuntuaan dalam gerakan organisasi.
Jawabannya ada pada PERSATUAN yang kokoh minimal dengan satu komando.
Perhatikan bagaimana organisasi sebesar Nu yang ketika dibawah satu komando mampu mengantarkan kader terbaiknya menjadi presiden yaitu Gus Dur, dan ketika beliau menunjukkan kapasitas terbaiknya untuk Agama, Bangsa dan Negara, maka invisible hand yang ingin menguasai bangsa ini dengan segala daya upaya berusaha mengantikan beliau.
Komentar
Posting Komentar
Tiada gading yang tak retak, saran dan masukan Anda akan sangat membantu kami. Budayakan Membaca Sampai Akhir, Jika ada yang masih kurang jelas, Anda dapat menuliskannya pada kolom komentar di bawah ini atau melalui Contact Us di bagian blog ini.
1. Centang kotak Notify me untuk berlangganan.
2. Setiap Komentar yang masuk akan kami moderasi, sebelum tampil dipublish.
3. Patuhi pedoman berkomentar dengan sopan santun dan menghargai pendapat orang lain.
Semoga kedepannya kita dapat bekerja sama dengan baik!
Salam Sukses dan Bahagia.