Memperhatikan kinerja menteri pendidikan yang di awal begitu diharapkan gebrakan oleh masyarakat sebenarnya sangat mengasikkan, namun perhatian itu mulai beralih ketika di terbongkarnya skandal di Garuda Indonesia, sosok Erick Thohir kini menjadi sorotan.
Disinilah beda antara masyarakat umum dan seorang pendidikan seperti guru. Seorang guru tetap mengikuti dengan setia menteri pendidikan kita yaitu sosok Nadiem Makarim.
Beberapa unek-unek yang ingin disampaikan kepada beliau tentang pendidikan sebatas dari pandangan seorang guru biasa.
Solusi pendidikan di Indonesia adalah sangat kompleks bapak Menteri. Itulah kenapa kerja keras Anda sebelumnya tidak memberikan pengaruh besar dalam waktu singkat. Bandingkan saja jumlah manusia yang terlibat antara kementerian pendidikan dengan kementerian BUMN jauh berbeda tentunya.
Secara diagram bisa kita bandingkan dari pegawai saja jika kita anggap sama jumlahnya antara dua kementerian tersebut yang bersatatus ASN, Maka Bapak Nadiem masih harus mengurus lagi banyak guru non ASN misalkan guru honorer yang peranannya sangat vital bahkan bisa katakan memegang 44% dari kesuksesan pendidikan di negeri ini.
Artinya sebaik apapun program nasional yang Anda kembangkan maka tidak akan berhasil lebih dari 56% saja itupun jika program tersebut misalkan sudah sempurna atau bernilai 100%.
Tulisan ini bukan saya membandingkan antara sosok atau kinerja kedua menteri diatas seperti halnya saya tidak membandingkan antara program-program yang telah berjalan di sekolah-sekolah kita mulai dari kurikulum ktsp, berkarakter atau 2013 revisi.
Kebanyakan orang salah menganggap bahwa program sebelumnya tidak baik sehingga tidak menghasilkan tujuan pendidikan yang diharapkan padahal kenyataannya program program tersebut sudah baik. Disini jugalah perbedaan pandangan antara orang awan dan praktisi pendidikan.
Ketika banyak orang diawal meragukan Anda, saya malah sebaliknya yakin bahwa pilihan Bapak Presiden sudah tepat salah satunya karena Anda sebelumnya sudah pernah sukses di bidang lain, maka dengan karakter yang sama Anda bisa menerima tanggung jawab ini. BEGITULAH SEORANG GURU HANYA BISA MENUNJUKKAN KALAU ANDA MELEWATI JALAN INI MAKA INI JALAN MENGANTARKAN KALIAN SUKSES. guru bukan memaksakan atau mencetak anak untuk sukses guru hanya menyediakan lahan yang terbaik untuk anak didiknya.
Berbicara tentang menumbuhkan peserta didik mengingatkan saya kepada pendahulu Anda bapak Anies Baswedan, beliau juga pernah menyampaikan hal tersebut dan saya terima itu hal penting sebagai bagian dari solusi pendidikan Indonesia yaitu meluruskan pandangan yang lebih manusiawi dalam pendidikan.
Saya merasakan bahwa model Anda berdua sama. Saya sebenarnya ingin membahas ini lebih dalan namun kita harus kembali kepada solusi pendidikan di Indonesia dalam jangka panjang.
Tadi kita sudah membahas mengenai beban pendidikan Indonesia saat ini bagi guru non ASN yang pada akhirnya tentu menuntut seorang menteri pendidikan untuk menyelesaikan berkaitan masalah APBN, apakah Anda sudah berniat menyelesaikan mengenai Anggaran hingga clear? Tentu tidak akan mudah padahal sebagai gambaran disadari atau tidak keadaan guru non ASN sama mengenaskannya dengan keadaan pendidikan Indonesia saat ini. Apakah ini kebetulan?
Secara kompleks misalkan program yang paling sederhana adalah mengenai layanan bpjs yang naik 100% persen per januari bagi kelas 1 dan 2, baik jika kementerian pendidikan menanggung semua guru ASN dan non ASN tercover ke dalamnya. Kenapa begitu? Karena pemerintah ada program dua anak cukup artinya pemerintah wajib menjamin anak-anak guru maksimal dua orang paling tidak dapat memberikan rasa tenang kepada para orang tua dan akan lebih baik jika bisa jumlahnya lebih dua, kenapa? Karena anak-anak dari guru biasanya prestasinya bagus-ini yang juga dipertimbangkan agar kualitas SDM lebih baik-. Karena sebagai guru tentu lebih memahami tehnik mendidik anak sehingga anak bisa berkembang secara optimal.
Di sinilah akhir dari tulisan saya tentu hal diatas tidak bisa di hantam rata atau digeneralisasi. Saya katakan bahwa program sebelum ini sudah baik karena tentunya telah di ujikan sebelumnya dalam lingkup terbatas dengan hasil yang memuaskan karena penggagasnya para ahli dibidangnya, namun ketika diterapkan nasional atau lebih luas hasilnya menjadi kurang bisa diterima. Inipun bukan kebetulan semata.
Setiap hari guru di hadapkan pada pilihan pilihan sulit, demikian juga peserta didik baik di rumah maupun dikelas. Anda pun pasti akan di hadapkan pada pilihan yang sulit demi memajukan pendidikan di Indonesia semoga pilihan Anda bisa membantu meringankan beban guru dan peserta didik saat ini.
Komentar
Posting Komentar
Tiada gading yang tak retak, saran dan masukan Anda akan sangat membantu kami. Budayakan Membaca Sampai Akhir, Jika ada yang masih kurang jelas, Anda dapat menuliskannya pada kolom komentar di bawah ini atau melalui Contact Us di bagian blog ini.
1. Centang kotak Notify me untuk berlangganan.
2. Setiap Komentar yang masuk akan kami moderasi, sebelum tampil dipublish.
3. Patuhi pedoman berkomentar dengan sopan santun dan menghargai pendapat orang lain.
Semoga kedepannya kita dapat bekerja sama dengan baik!
Salam Sukses dan Bahagia.