Ditulis dari pengalaman pribadi
Ada beberapa ciri Gejala Corona Virus pada manusia antara lain:
1. Deman
2. Batuk Pilek
3. Gangguan Pernapasan
4. Sakit Tenggorokan
5. Letih dan Lesu
Panas tubuh dari berpuasa dapat membunuh corona virus, menyebabkan seorang dengan gejala ringan bisa sehat seperti sedia kala. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Salah satunya adalah aktifnya Autophagy. Secara sederhana autophagy dapat diartikan sebagai proses alami yang terjadi di dalam tubuh kita di tingkat seluler yang menyebabkan tubuh kita akan lebih tahan terhadap penyakit dan juga memperpanjang harapan hidup.
Sistem Imun yang kuat bukan berarti kita tidak akan terkena virus corona namun menjadi lebih resisten dan tahan dibandingka masyarakat umum. Jadi jangan heran jika Tokyo ibukota Jepang lebih lambat terkena efek pandemi Covid19. Selain faktor budaya memakai masker dan tidak bersalaman -apa ya istilahnya disana?- bidang kodekteran di Jepang juga maju dengan berbagai penelitian termasuk mengenai autophagy.
Saya sendiri tidak terlalu kagum juga ma jepang, umat Islam lebih dr jepang
Makanya suku muslim wuhan di cina yg kedokterannya tidak sehebat jepang juga lebih resisten terhadap pandemi Covid19 hal itu karena umat Islam juga memiliki ajaran yang mampu menguatkan sistem imun tubuh selain puasa seperti sholat malam, solat subuh berjamaah dan membaca ayat-ayat Al-quran.
Menurut Yoshinori dengan menahan lapar dan haus dua atau tiga kali lipat dapat menghasilkan suatu mekanisme yang bertindak seperti sapu besar dalam tubuh untuk membersihkan kotoran termasuk bakteri dan virus dalam proses daur ulang.
Lebih jelasnya bisa baca di link ini: (lah malah kena copas -kebiasaan- ups, ya udah linknya aja ku cantumin di akhir artikel ini)
Tak sekadar anggapan, peneliti asal Jepang, Profesor Yoshinori Ohsumi, membuktikan dalam penelitiannya.
Autophagy merupakan istilah Yunani yang berarti 'memakan diri sendiri'. Secara ilmiah, autophagy dikenal sebagai kemampuan sel dalam tubuh untuk memakan atau menghancurkan komponen tertentu di dalam sel itu sendiri.
Melalui penelitiannya, Ohsumi menemukan bahwa autophagy memegang peran besar dalam tubuh. Mekanisme ini berperan besar dalam mengontrol fungsi-fungsi fisiologis penting di mana komponen sel perlu didegradasi dan didaur ulang.
Dengan autophagy, sel dapat dapat mengisolasi bagian dari sel yang rusak, mati, tidak bisa diperbaiki, terserang penyakit maupun terinfeksi. Setelah mengisolasi bagian yang bermasalah, sel kemudian menghancurkan bagian tersebut menjadi sesuatu yang tidak membahayakan dan melakukan daur ulang untuk menghasilkan energi dalam sel.
Dari mekanisme ini, komponen-komponen sel yang rusak akan dibangun dan diperbaharui kembali. Pada kasus sel yang terkena infeksi, autophagy juga dapat mengeliminasi bakteri atau virus penginfeksi. Tak hanya itu, autophagy juga berkontribusi dalam perkembangan embrio hingga pencegahan dampak negatif dari proses penuaan.
Dari temuan ini diketahui bahwa mekanisme autophagy tak hanya berdampak baik pada kondisi sel yang bersangkutan saja. Mekanisme autophagy juga terbukti berperan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Karena autophagy berkaitan dengan kondisi kesehatan seseorang, gangguan dalam proses autophagy juga dapat menyebabkan masalah kesehatan. Beberapa masalah kesehatan yang berkaitan dengan terganggunya proses autophagy ialah diabetes tipe 2, kelainan saraf, kanker dan berbagai penyakit yang berkaitan dengan usia.
Berdasarkan penelitian, Ohsumi juga menemukan satu cara sedernana untuk 'memancing' terjadinya autophagy dalam sel. Seperti dilansir dari laman resmi Buchinger Wilhelmi, cara sederhana tersebut ialah berpuasa.
Ohsumi menemukan bahwa kunci untuk 'mengaktivasi' proses autophagy pada sel ialah kondisi kekurangan nutrisi. Di sisi lain, berpuasa membuat otak menerima sinyal bahwa tubuh sedang kekurangan makanan dan mencari-cari makanan yang tersisa dalam tubuh.
Proses ini membuat autophagy teraktivasi dan sel mulai melakukan perusakan terhadap protein yang rusak ataupun tua di dalam tubuh. Ketika kadar insulin dalam tubuh menurun, glucagon mulai bekerja dan membersihkan sisa-sisa sel yang telah mati atau rusak.
Selama proses ini, tubuh harus terbebas dari makanan atau minuman minimal selama 12 jam, sesuai dengan durasi berpuasa umat Muslim pada umumnya. Sedikit saja makanan yang masuk ke tubuh sebelum 12 jam dapat membuat proses autophagy terhenti.
Seperti dilansir Saudi Gazette, manfaat dari ibadah berpuasa ini sebaiknya tak hanya dirasakan saat Ramadhan saja. Ibadah puasa sunnah yang rutin akan merangsang terjadinya proses autophagy lebih sering sehingga tubuh pun akan menjadi lebih sehat.
Berdasarkan temuan ini, Ohsumi berhasil memenangkan Hadiah Nobel di bidang Ilmu Fisiologi atau Kedokteran. Menurut New York Times, Ohsumi resmi menerima penghargaan bergengsi ini pada 3 November 2016
Pandemi Covid 19 memang belum ditemukan obatnya namun penyembuhan bisa dilakukan dengan memperkuat sistem imun atau kekebalan tubuh. Pada manusia dapat dilakukan dengan istirahat cukup, konsumsi makanan dan suplemen yang bergizi serta olah raga teratur.
Logikanya jika puasa terbukti menguatkan sistem kekebalan tubuh, maka terjelaskan sudah bagaimana puasa dapat membantu menyembuhkan gejala virus corona. Faktanya lebih mengejutkan lagi, selain menguatkan sistem kekebalan tubuh puasa juga memberikan ketenangan yang mana ini sangat membantu proses penyembuhan.
( ya iyalah paling gak kalau puasa pikiran tenang gak mikir makan )
Referensi:
https://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains-trendtek/17/06/20/oru60v284-peraih-nobel-kedokteran-ini-ungkap-manfaat-menakjubkan-puasa
https://gaya.tempo.co/read/1202809/intip-4-manfaat-puasa-dari-kekebalan-tubuh-hingga-jantung-sehat
https://www.kompasiana.com/latifahkusuma/5cde85b83ba7f71796002414/manfaat-puasa-untuk-meningkatkan-kekebalan-tubuh
https://www.liputan6.com/health/read/2871827/studi-puasa-3-hari-perkuat-kekebalan-tubuh-dari-segala-penyakit
Ada beberapa ciri Gejala Corona Virus pada manusia antara lain:
1. Deman
2. Batuk Pilek

4. Sakit Tenggorokan
5. Letih dan Lesu
Panas tubuh dari berpuasa dapat membunuh corona virus, menyebabkan seorang dengan gejala ringan bisa sehat seperti sedia kala. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Salah satunya adalah aktifnya Autophagy. Secara sederhana autophagy dapat diartikan sebagai proses alami yang terjadi di dalam tubuh kita di tingkat seluler yang menyebabkan tubuh kita akan lebih tahan terhadap penyakit dan juga memperpanjang harapan hidup.
Sistem Imun yang kuat bukan berarti kita tidak akan terkena virus corona namun menjadi lebih resisten dan tahan dibandingka masyarakat umum. Jadi jangan heran jika Tokyo ibukota Jepang lebih lambat terkena efek pandemi Covid19. Selain faktor budaya memakai masker dan tidak bersalaman -apa ya istilahnya disana?- bidang kodekteran di Jepang juga maju dengan berbagai penelitian termasuk mengenai autophagy.
Saya sendiri tidak terlalu kagum juga ma jepang, umat Islam lebih dr jepang
Makanya suku muslim wuhan di cina yg kedokterannya tidak sehebat jepang juga lebih resisten terhadap pandemi Covid19 hal itu karena umat Islam juga memiliki ajaran yang mampu menguatkan sistem imun tubuh selain puasa seperti sholat malam, solat subuh berjamaah dan membaca ayat-ayat Al-quran.
Menurut Yoshinori dengan menahan lapar dan haus dua atau tiga kali lipat dapat menghasilkan suatu mekanisme yang bertindak seperti sapu besar dalam tubuh untuk membersihkan kotoran termasuk bakteri dan virus dalam proses daur ulang.
Lebih jelasnya bisa baca di link ini: (lah malah kena copas -kebiasaan- ups, ya udah linknya aja ku cantumin di akhir artikel ini)
Tak sekadar anggapan, peneliti asal Jepang, Profesor Yoshinori Ohsumi, membuktikan dalam penelitiannya.
Autophagy merupakan istilah Yunani yang berarti 'memakan diri sendiri'. Secara ilmiah, autophagy dikenal sebagai kemampuan sel dalam tubuh untuk memakan atau menghancurkan komponen tertentu di dalam sel itu sendiri.
Melalui penelitiannya, Ohsumi menemukan bahwa autophagy memegang peran besar dalam tubuh. Mekanisme ini berperan besar dalam mengontrol fungsi-fungsi fisiologis penting di mana komponen sel perlu didegradasi dan didaur ulang.
Dengan autophagy, sel dapat dapat mengisolasi bagian dari sel yang rusak, mati, tidak bisa diperbaiki, terserang penyakit maupun terinfeksi. Setelah mengisolasi bagian yang bermasalah, sel kemudian menghancurkan bagian tersebut menjadi sesuatu yang tidak membahayakan dan melakukan daur ulang untuk menghasilkan energi dalam sel.
Dari mekanisme ini, komponen-komponen sel yang rusak akan dibangun dan diperbaharui kembali. Pada kasus sel yang terkena infeksi, autophagy juga dapat mengeliminasi bakteri atau virus penginfeksi. Tak hanya itu, autophagy juga berkontribusi dalam perkembangan embrio hingga pencegahan dampak negatif dari proses penuaan.
Dari temuan ini diketahui bahwa mekanisme autophagy tak hanya berdampak baik pada kondisi sel yang bersangkutan saja. Mekanisme autophagy juga terbukti berperan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Karena autophagy berkaitan dengan kondisi kesehatan seseorang, gangguan dalam proses autophagy juga dapat menyebabkan masalah kesehatan. Beberapa masalah kesehatan yang berkaitan dengan terganggunya proses autophagy ialah diabetes tipe 2, kelainan saraf, kanker dan berbagai penyakit yang berkaitan dengan usia.
Berdasarkan penelitian, Ohsumi juga menemukan satu cara sedernana untuk 'memancing' terjadinya autophagy dalam sel. Seperti dilansir dari laman resmi Buchinger Wilhelmi, cara sederhana tersebut ialah berpuasa.
Ohsumi menemukan bahwa kunci untuk 'mengaktivasi' proses autophagy pada sel ialah kondisi kekurangan nutrisi. Di sisi lain, berpuasa membuat otak menerima sinyal bahwa tubuh sedang kekurangan makanan dan mencari-cari makanan yang tersisa dalam tubuh.
Proses ini membuat autophagy teraktivasi dan sel mulai melakukan perusakan terhadap protein yang rusak ataupun tua di dalam tubuh. Ketika kadar insulin dalam tubuh menurun, glucagon mulai bekerja dan membersihkan sisa-sisa sel yang telah mati atau rusak.
Selama proses ini, tubuh harus terbebas dari makanan atau minuman minimal selama 12 jam, sesuai dengan durasi berpuasa umat Muslim pada umumnya. Sedikit saja makanan yang masuk ke tubuh sebelum 12 jam dapat membuat proses autophagy terhenti.
Seperti dilansir Saudi Gazette, manfaat dari ibadah berpuasa ini sebaiknya tak hanya dirasakan saat Ramadhan saja. Ibadah puasa sunnah yang rutin akan merangsang terjadinya proses autophagy lebih sering sehingga tubuh pun akan menjadi lebih sehat.
Berdasarkan temuan ini, Ohsumi berhasil memenangkan Hadiah Nobel di bidang Ilmu Fisiologi atau Kedokteran. Menurut New York Times, Ohsumi resmi menerima penghargaan bergengsi ini pada 3 November 2016
Pandemi Covid 19 memang belum ditemukan obatnya namun penyembuhan bisa dilakukan dengan memperkuat sistem imun atau kekebalan tubuh. Pada manusia dapat dilakukan dengan istirahat cukup, konsumsi makanan dan suplemen yang bergizi serta olah raga teratur.
Logikanya jika puasa terbukti menguatkan sistem kekebalan tubuh, maka terjelaskan sudah bagaimana puasa dapat membantu menyembuhkan gejala virus corona. Faktanya lebih mengejutkan lagi, selain menguatkan sistem kekebalan tubuh puasa juga memberikan ketenangan yang mana ini sangat membantu proses penyembuhan.
( ya iyalah paling gak kalau puasa pikiran tenang gak mikir makan )
Referensi:
https://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains-trendtek/17/06/20/oru60v284-peraih-nobel-kedokteran-ini-ungkap-manfaat-menakjubkan-puasa
https://gaya.tempo.co/read/1202809/intip-4-manfaat-puasa-dari-kekebalan-tubuh-hingga-jantung-sehat
https://www.kompasiana.com/latifahkusuma/5cde85b83ba7f71796002414/manfaat-puasa-untuk-meningkatkan-kekebalan-tubuh
https://www.liputan6.com/health/read/2871827/studi-puasa-3-hari-perkuat-kekebalan-tubuh-dari-segala-penyakit
Komentar
Posting Komentar
Tiada gading yang tak retak, saran dan masukan Anda akan sangat membantu kami. Budayakan Membaca Sampai Akhir, Jika ada yang masih kurang jelas, Anda dapat menuliskannya pada kolom komentar di bawah ini atau melalui Contact Us di bagian blog ini.
1. Centang kotak Notify me untuk berlangganan.
2. Setiap Komentar yang masuk akan kami moderasi, sebelum tampil dipublish.
3. Patuhi pedoman berkomentar dengan sopan santun dan menghargai pendapat orang lain.
Semoga kedepannya kita dapat bekerja sama dengan baik!
Salam Sukses dan Bahagia.