Kehidupan memberikan kita banyak pelajaran, tanpa sadar kita telah menggunakan logika matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika menyederhanakan setiap kejadian kedalam bentuk angka dan simbol yang disepakati bersama untuk kemudian dapat digunakan kembali secara lebih efektif dan menuju tingkat yang lebih tinggi, dengan matematika manusia bisa membuat hal-hal luar biasa seperti roket yang membawa kita keluar angkasa.
Logika matematika
Logika matematika akan memberikan landasan tentang bagaimana cara kita mengambil kesimpulan. Hal-hal pada logika matematika yang akan kita pelajari kali ini antara lain mengenai pernyataan, ingkaran, hubungan antara dua kalimat atau lebih serta bagaimana menarik kesimpulan dari kalimat-kalimat yang diberikan. Yuk, simak ulasannya di bawah ini.
Anda juga bisa melihat sumber dari tulisan ini di ruangguru.com dan zenius.net
Pernyataan dan Kalimat Terbuka

Hayo, dari gambar di atas, tahu nggak bedanya pernyataan dan kalimat terbuka? Yak, pernyataan adalah kalimat yang bisa benar atau bisa salah. Sementara kalimat terbuka adalah jenis kalimat “yang belum diketahui kebenarannya”. Sehingga, untuk menentukan benar atau salahnya, kita perlu pengamatan lebih lanjut.
Kalau kamu masih bingung seperti apa itu contoh pernyataan, berikut adalah salah satu contohnya:
- Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia. (pernyataan benar)
- Bika ambon berasal dari Ambon. (pernyataan salah)
Di sisi lain, contoh dari kalimat terbuka adalah sebagai berikut:
- 12x + 6 = 91 (pernyataan ini dinamakan kalimat terbuka karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Apakah benar 12x jika dijumlahkan dengan 6 akan menghasilkan 91?).
- Maaf ya, aku semalem ketiduran. Hehehe. (Pernyataan ini dinamakan kalimat terbuka karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Apakah benar dia semalem nggak bales karena ketiduran? Atau emang males aja chat sama kamu?).
Setelah mengetahui apa itu pernyataan dan kalimat terbuka, sekarang kita lanjut pembahasan mengenai ingkaran/negasi/penyangkalan.
Ingkaran/negasi/penyangkalan (~)
Dari sebuah pernyataan, kita dapat membuat pernyataan baru berupa “ingkaran/negasi/penyangkalan” atas pernyataan tadi. Berikut adalah tabel kebenaran ingkaran:
*B = pernyataan bernilai benar
S = pernyataan bernilai salah
Artinya, jika suatu pertanyaan (p) benar, maka ingkaran (q) akan bernilai salah. Begitu pula sebaliknya. Berikut adalah contoh dalam matematika:
- p: Besi memuai jika dipanaskan (pernyataan bernilai benar)
- ~p: Besi tidak memuai jika dipanaskan (pernyataan bernilai salah).
Contoh lain:
- p: Semua unggas adalah burung.
- ~p: Ada unggas yang bukan burung.
Oke, kembali fokus, Squad. Sudah mengerti tentang ingkaran atau negasi, kan? Selanjutnya, kita akan memelajari pernyataan majemuk. Apa itu pernyataan majemuk?

Dalam ilmu matematika, terdapat 4 macam pernyataan majemuk:
Konjungsi (^)
Konjungsi adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung “dan”. Sehingga, notasi “p^q” dibaca “p dan q”.
Tabel nilai kebenaran konjungsi:

Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa konjungsi hanya akan benar jika kedua pernyataan (p dan q) benar.
Contoh:
- p: 3 adalah bilangan prima (pernyataan bernilai benar)
- q: 3 adalah bilangan ganjil (pernyataan bernilai benar)
- p^q: 3 adalah bilangan prima dan ganjil (pernyataan bernilai benar)
Disjungsi (V)
Disjungsi adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung “atau”. Sehingga notasi “pVq” dibaca “p atau q”.
Tabel nilai kebenaran disjungsi:

Jika kita lihat pada tabel kebenaran, disjungsi hanya salah jika kedua pernyataan (p dan q) salah.
Contoh:
- p: Paus adalah mamalia (pernyataan bernilai benar)
- q: Paus adalah herbivora (pernyataan bernilai salah)
- pVq: Paus adalah mamalia atau herbivora (pernyataan bernilai benar)
Implikasi (->)
Implikasi adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung “jika… maka…” Sehingga notasi dari “p->q” dibaca “Jika p, maka q”. Adapun tabel nilai kebenaran dari implikasi:

Dari tabel terlihat bahwa implikasi hanya bernilai salah jika anteseden (p) benar, dan konsekuen (q) salah.
Contoh:
- p: Andi belajar dengan aplikasi ruangguru. (pernyataan bernilai benar)
- q: Andi dapat belajar di mana saja. (pernyataan bernilai benar)
- p->q: Jika Andi belajar dengan aplikasi ruangguru, maka Andi dapat belajar di mana saja (pernyataan bernilai benar)
Biimplikasi (<->)
Biimplikasi adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung “… jika dan hanya jika”. Sehingga, notasi dari “p<-> q” akan dibaca “p jika dan hanya jika q”.
Tabel nilai kebenaran Biimplikasi:

Dari tabel kebenaran tersebut, dapat kita amati bahwa biimplikasi akan bernilai benar jika sebab dan akibatnya (pernyataan p dan q) bernilai sama. Baik itu sama-sama benar, atau sama-sama salah.
Contoh:
- p: 30 x 2 = 60 (pernyataan bernilai benar)
- q: 60 adalah bilangan ganjil (pernyataan bernilai salah)
- p<->q: 30 x 2 = 60 jika dan hanya jika 60 adalah bilangan ganjil (pernyataan bernilai salah).
Setiap manusia pasti berpikir menggunakan logika, sehingga saat menghadapi persoalan apapun dapat dengan mudah menemukan jalan keluarnya. Tapi tahukah kamu, logika itu bekerja secara matematis? Ada lho rumus-rumusnya dalam ilmu matematika. Nah, kali ini kita bahas bersama yuk mengenai konvers, invers, dan kontraposisi dalam materi logika matematika. Ketiganya dapat mengubah pernyataan implikasi, yaitu pernyataan majemuk dengan kata hubung "jika..., maka...". Supaya cara berpikir kita menjadi semakin terstruktur, simak terus ya!
1. Konvers
Konvers merupakan kebalikan dari pernyataan implikasi. Rumusnya seperti di bawah ini:
Contoh kasus:
Implikasi: Jika Najwa Sihab rajin baca buku, maka Najwa Sihab cerdas.
Konvers: Jika Najwa Sihab cerdas, maka Najwa Sihab rajin baca buku.
Jadi, kalau orang tua kita bilang “Nak, kamu harus rajin baca buku biar kamu cerdas.” Berarti logikanya, orang tua kita ingin kita jadi anak yang cerdas, maka disuruh rajin baca buku. Jadi, jawab aja orang tuamu “Oke Mah, aku mau cerdas, makanya aku rajin baca buku.”
2. Invers
Invers merupakan negasi dari pernyataan implikasi. Rumusnya seperti ini:
Contoh kasus:
Implikasi: Jika Najwa Sihab rajin baca buku, maka Najwa Sihab cerdas.
Invers: Jika Najwa Sihab tidak rajin baca buku, maka Najwa Sihab tidak cerdas.
Paham kan perbedaan invers dengan konvers? Jadi, invers itu adalah logika yang menegasikan sebuah pernyataan implikasi. Kalau kamu rajin baca buku, maka kamu akan jadi anak yang cerdas. Nah, berarti logikanya kalau kamu tidak rajin baca buku, gimana mau jadi anak cerdas. Ya kan?
3. Kontraposisi
Kontraposisi merupakan kebalikan dan negasi dari pernyataan implikasi. Bingung, nggak? Kalau bingung, begini rumusnya:
Contoh Kasus:
Implikasi: Jika Najwa Sihab rajin baca buku, maka Najwa Sihab cerdas.
Kontraposisi: Jika Najwa Sihab tidak cerdas, maka Najwa Sihab tidak rajin baca buku.
Paham kan ya, kalau kontraposisi itu gabungan antara konvers dan invers. Jadi, pernyataan majemuknya kita balik lalu dinegasikan. Mudah, bukan?
Nah, itulah tadi pemahaman dari logika matematika baik dalam penggunaan pernyataan dan kalimat terbuka, ingkaran, serta 4 macam kalimat majemuk (konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi).
Silahkan Anda latihan soal pada modul Logika Matematika Berikut Klik disini
Silahkan jika ada yang ditanyakan bisa tulis di komentar dibawah ini.
Komentar
Posting Komentar
Tiada gading yang tak retak, saran dan masukan Anda akan sangat membantu kami. Budayakan Membaca Sampai Akhir, Jika ada yang masih kurang jelas, Anda dapat menuliskannya pada kolom komentar di bawah ini atau melalui Contact Us di bagian blog ini.
1. Centang kotak Notify me untuk berlangganan.
2. Setiap Komentar yang masuk akan kami moderasi, sebelum tampil dipublish.
3. Patuhi pedoman berkomentar dengan sopan santun dan menghargai pendapat orang lain.
Semoga kedepannya kita dapat bekerja sama dengan baik!
Salam Sukses dan Bahagia.