Langsung ke konten utama

Cita-Cita Agar Tidak Halu, harus SMART

Presiden Soekarno pernah berkata  "Gantungkan cita-citamu setinggi langit, bermimpilah setinggi langit", kata-kata beliau ini mengindikasikan bahwa Presiden pertama Indonesia ini memiliki standart yang tinggi bahkan melangit, sebagai generasi muda tentu kita sangat termotivasi ingin berhasil mewujudkan impian seperti Sang Proklamator. 

Apa cita-cita Anda? Siapa yang ingin menjadi Presiden?, menjadi presiden, dokter, pilot merupakan cita-cita yang klise -gagasan (ungkapan) yang terlalu sering dipakai-. Cita-cita kamu agar tidak menjadi halu perlu tuh tahu caranya seperti yang Saudaramu rangkum dikutif dari https://www.zenius.net/.

Bangun tujuanmu dengan SMART!

Terlepas dari apakah tujuan lo jangka pendek atau jangka panjang, jadilah orang yang ‘cerdas’ dalam menentukan apa tujuan lo, apa yang lo mau, dan apa yang perlu lo pikirkan terkait hal itu. Emang gimana sih tujuan yang ‘cerdas’ itu? Ini rumus yang menurut gua penting banget:

  1. Specific

  2. Measurable

  3. Action-Oriented

  4. Realistic

  5. Time-Oriented

1. Make it more Specific!

Pada saat kita menentukan arah tujuan kita, hal pertama yang harus kita pastikan adalah tujuan itu harus spesifik. Karena kebanyakan orang pada umumnya, membuat tujuan yang terlalu general, misalnya dalam menentukan tujuan jangka panjang “Gua mau menjadi orang sukses!”. Nah, we have to be specific here. Ketika lo nentuin bahwa apa yang lo mau adalah “jadi orang sukses”, lo harus mendefinisikan dengan lebih jelas lagi, emang “sukses” itu apa, sih? Punya banyak uang? Punya kekuasaan dan pengaruh atas banyak orang? atau apa? Setiap orang punya definisi sendiri-sendiri tentang kesuksesan.

Nah, semakin elo belibet ngomongin tentang apa yang lo mau, dan semakin banyak hal-hal yang lo butuhin untuk mencapai apa yang lo mau, artinya rencana awal elo itu belum cukup spesifik. Mungkin aja, lo sebenernya tujuan lo gak bisa secara mudah direpresentasikan oleh kata “sukses”, tapi setelah lo renungkan, tujuan lo sebetulnya sederhana, yaitu (misalnya) memiliki penghasilan di atas 20 juta per bulannya. Nah kalau gini kan jadi lebih spesifik.

Contoh lainnya misalnya tujuan lo (kali ini bersifat jangka pendek) “gue mau jago berbahasa inggris!” Nah, tujuan ini bisa lebih dijabarkan lagi pada hal-hal yang lebih spesifik. Misalnya lo coba uraikan 4 keterampilan berbahasa Inggris, yaitu nulis (writing), baca (reading), denger (listening), ama ngomong (speaking). Dari keempat keterampilan berbahasa ini, lo mau fokusin di keterampilan yang mana? Kalo lo pengen jago di semua keterampilan tersebut? Sah-sah aja! Coba lo urutkan sejauh ini lo paling jago di keterampilan yang mana, dan paling lemah di mana. Di situ lo bisa bikin prioritas dan tau kira-kira di mana lo harus investasikan waktu dan energi lo lebih banyak untuk mengasah masing-masing keterampilan tersebut. Dengan merancang tujuan yang lebih spesifik, lo bisa lebih jeli melihat upaya-upaya yang tepat untuk mewujudkan tujuan tersebut..

2. Make sure your goal is Measurable!

Pastikan lo punya tolak ukur dan indikator yang jelas terkait sama hal yg mau lo capai. Kalo (misalnya) lo mau jadi orang ‘kaya’, jadikan kekayaan itu bisa diukur dengan jelas. ‘Kaya’ itu seberapa kaya? Apakah punya uang seratus juta rupiah itu menurut lo udah bisa dianggap kaya? atau satu milyar, sepuluh milyar, seratus milyar, berapa? Sama hal juga dengan tujuan-tujuan jangka pendek yang lebih spesifik, jadikan semua itu terukur dan punya indikator yang jelas, misalnya :

‘Gue mau kuliah gua lancar dan lulus dengan nilai bagus’

jadikan lebih terukur dan punya indikator yang jelas jadi kayak gini…

‘Gua mau lulus kuliah 4 tahun dengan nilai IPK minimal 3.00’ 

contoh lain misalnya gini :

‘Gue mau memperbaiki hubungan dengan pasangan jadi lebih harmonis’

pastikan itu jadi ‘measurable” jadi gini…

‘Gue mau meminimalisasi frekuensi pertengkaran dengan pasangan jadi maksimal hanya 1x dalam 3 bulan.’

Okay, sekarang kebayang kan maksudnya ‘measurable‘ itu apa? Jadikan setiap tujuan lo itu bisa terukur dan punya indikator yang jelas! Pada contoh yang pertama, gua merubah kata-kata “lancar” dan “bagus” dengan membuat 2 indikator yaitu waktu “lamanya proses kuliah” dan “nilai IPK”. Sementara pada contoh yang kedua, gua merubah “harmonis” jadi punya indikator “frekuensi pertengkaran”. Dengan lo membuat tujuan lo lebih terukur dan punya indikator, maka lo akan lebih mudah bisa mengevaluasi sudah sejauh mana lo mencapai tujuan lo tersebut.

3. Can you put it into Action?

Okay, setelah lo membuat tujuan lo secara spesifik, terukur, dan punya indikator yang jelas. Langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa tujuan lo ini bisa diuraikan menjadi langkah-langkah yang jelas bentuk aktivitasnya seperti apa. Ini merupakan salah satu elemen yang paling penting sekaligus paling sering diabaikan. Kalo kita menentukan tujuan udah oke, terukur, dan punya indikator tapi bentuk aktivitasnya gak jelas juga percuma aja.

Sebagai cerita selingan aja nih, ada sebuah penelitian  yang  dilakukan oleh beberapa psikolog pendidikan mengenai performa akademik dari mahasiswa-mahasiswa di Universitas McGill. Nah, si psikolog ini pengen nyari tau : Apakah peningkatan performa nilai akademis punya korelasi yang tinggi jika mahasiswa bener-bener nyusun, menjabarkan dengan detail, dan mikirin langkah tahap demi tahap untuk meningkatkan nilai-nilai mereka.

Jadi, psikolog ini mengambil sampel dari 85 mahasiswa yang IP-nya di bawah 3.00 (kita asumsikan saja bahwa IP di bawah 3.00 itu tergolong mahasiswa yang kurang berprestasi). Dari 85 mahasiswa itu, kemudian dibagi nih jadi dua kelompok dengan proporsi orang yang sama. Satu kelompok disuruh untuk ngejabarin hal-hal spesifik apa yang perlu mereka lakukan untuk meningkatkan performa akademis mereka, dan satu lagi nggak disuruh untuk ngelakuin hal tersebut.

Hasilnya? Kelompok yang diminta untuk nyusun, ngejabarin dengan detil, dan mikirin performa akademik mereka, memiliki IP yang meningkat secara signifikan di semester selanjutnya daripada yang gak disuruh ngapa-ngapain! Kesimpulannya gimana? Ternyata dengan ngejabarin hal tersebut, mereka jadi tau mereka harus ngapa-ngapain aja untuk ningkatin nilai akademis mereka,  mereka butuhin apa aja, dan  mereka juga jadi punya gambaran yang semakin jelas terkait apa yang akan mereka lakukan. Makin jelas rencana dan step-step yang akan lo lakuin, maka akan semakin besar pula peluang lo untuk mendapatkan tujuan lo. Nggak ada lagi tuh pertanyaan “duh habis ini gue harus ngapain ya?”

Bentuk aktivitas itu kesannya mungkin sepele tapi justru jadi kunci utama untuk mewujudkan tujuan lo. Contohnya nih, misalnya tujuan lo adalah untuk bisa lolos seleksi SBMPTN atau UM supaya bisa kuliah di PTN impian lo. Tujuannya udah cukup spesifik, indikatornya juga jelas, action-nya gimana?

  • Pikirin berapa banyak bahan materi yang perlu lo pelajari untuk ujian seleksi SBMPTN dan UM
  • Bikin jadwal belajar yang ketat sesuai dengan siswa waktu yang tersedia
  • Buat target try out sesuai dengan passing grade jurusan yang jadi tujuan kuliah lo
  • Belajar yang rajin dan tekun, serta pastikan semua materi yang diperlukan bisa dipelajari dengan batas waktu yang tersisa.
  • Upayakan try out sebelum SBMPTN selalu mencapai target passing grade minimal untuk tembus di jurusan yang lo inginkan, dsb…

Naaah… kalo lo bisa menjabarkan apa aja aktivitas yang perlu lo jalani untuk mencapai tujuan lo, kan jadi jauh lebih jelas arah action-nya kemana. Usaha dan waktu lo juga jadi lebih terarah untuk melakukan aktivitas-aktivitas sesuai dengan tujuan lo, sekaligus menjadikan aktivitas tersebut sebagai hal prioritas dibandingkan aktivitas lain dalam keseharian lo.

4. Be Realistic!

Terlepas dari apapun tujuan lo, pastikan hal itu sesuatu hal yang realistis. Realistis di sini bukan bermaksud discourage elo supaya jangan punya mimpi yang setinggi langit yah. Menentukan tujuan dengan realistis maksudnya adalah: menentukan target yang wajar dalam setiap langkah-langkah yang perlu lo ambil dalam upaya mewujudkan impian lo. Jangan belum apa-apa udah muluk mematok target yang terlalu tinggi, nantinya proses upaya lo semakin ngawang-ngawang. Contoh nih, tujuan jangka panjang lo adalah: menjadi musisi Indonesia yang sukses dengan total penjualan album menembus 1 juta kopi!

Dalam upaya untuk mewujudkan impian lo ini, jangan sampai belum apa-apa lo udah buru-buru ikut audisi, rekaman bikin album, terus bersaing dengan band-band dan musisi ngetop Indonesia.. ya pasti lo akan kalah sama para musisi lain yang udah jauh lebih berpengalaman. Lo harus lebih realistis untuk menentukan langkah dan target-target awal yang harus lo raih. Misalnya nih.. untuk awal-awal target lo (yang realistis) adalah: bikin youtube channel terus rekam diri lo sendiri bermain musik, targetkan per video minimal 10.000 views dan 90% komentar dari audience positif terhadap karya musik lo. Nah, baru setelah lo sukses dengan langkah awal ini, lo baru bisa punya target-target baru yang lebih tinggi (tapi tetap realistis) dengan kapasitas lo yang sekarang.

Dalam arti yang lain, menjadi realistis juga bisa diartikan dengan menyesuaikan target-target awal lo dengan mempertimbangkan segala sumber daya di sekitar lo yang bisa dengan relatif mudah elo jangkau. Sumber daya yang gua maksud ini bisa jadi uang, waktu, tenaga, koneksi, peluang, lingkungan pergaulan yang mendukung, akses pada peralatan yang mendukung, dan sebagainya. Dalam konteks contoh menjadi musisi tadi, mungkin upaya untuk langsung masuk ke dapur rekaman belum realistis untuk sekarang karena lo belum punya sumber daya (koneksi, populeritas, uang dll) untuk bisa masuk ke dapur rekaman. Sementara itu, untuk langkah dan target awal, lo bisa memanfaatkan teknologi dengan upload karya musik lo di youtube atau di soundcloud. Baru setelahnya lo menargetkan sesuatu yang lebih tinggi.

5. Time-Oriented!

Element terakhir dari SMART adalah Time atau Waktu. Setelah lo punya tujuan yang spesifik, terukur, realistis, dan aktivitas yang jelas. Langkah berikutnya lo harus punya target waktu yang jelas! Di video Zenius Learning Sabda di zenius.net lo mungkin pernah denger pesan doi yang kurang lebih isinya begini: “Sadari bahwa waktu lo di dunia ini terbatas, dan lo gak mungkin bisa melakukan segala hal yang lo inginkan. Oleh karena itu, tentukanlah prioritas!”

Yak waktu lo memang terbatas! that’s why lo harus punya tolak ukur waktu yang jelas juga untuk setiap aktivitas dan tujuan lo. Dari mulai kapan lo mau mulai melakukan hal itu, sampai kapan target waktu yang lo tentukan agar tujuan lo tercapai. Misalnya nih, lo punya tujuan untuk bisa fasih dalam berbahasa Inggris. Lo udah tentuin aktivitas yang jelas untuk mencapai tujuan lo itu, dari mulai belajar grammar, vocab, membiasakan diri dalam dengerin orang ngomong Inggris (listening), baca buku bahasa inggris (reading), sampai berani nulis (writing) dan ngomong pake bahasa inggris (speaking).

Tapi terlepas dari semua langkah dan serangkaian aktivitas itu, kalo gak ditentukan oleh batasan waktu yang jelas… seringnya bakalan molor terus dan akhirnya beneran gak tercapai. Jadi langkah terakhir yang perlu lo lakukan adalah menentukan kapan lo mulai melakukan aktivitas tersebut, dan kapan target waktu lo untuk mencapai hal itu semua. Dengan lo memiliki target waktu yang jelas. Lo jadi bisa evaluasi diri lo sendiri secara berkala, udah sejauh mana proses lo dalam mewujudkan impian dan cita-cita lo?


****

Okay, itulah sedikit pembahasan gua tentang strategi menentukan tujuan dan menjalaninya dengan prinsip S.M.A.R.T. Moga-moga sharing dari gua bermanfaat buat lo semua yak! Oh ya, terlepas dari prinsip SMART, gua mau sharing 3 TIPS lagi yang gak kalah penting buat lo simak terkait upaya lo dalam mewujudkan tujuan, goal, impian atau cita-cita lo. Berikut adalah 3 TIPS dari gue

TIPS #1: Jangan gembar-gembor sama orang lain tentang apa yang jadi impian lo, keep it for yourself!

Banyak orang berpikir kalo kita menginginkan sesuatu, salah satu cara mewujudkannya adalah dengan bicarakan hal itu dengan orang lain. Mungkin harapannya, semakin sering kita curhat tentang cita-cita kita, maka dukungan dari lingkungan sekitar akan semakin banyak. Tapi seorang bernama Derek Siver melakukan riset terkait hal ini: Berdasarkan penelitian dia, ternyata, orang yang menyimpan tujuan, goals, cita-cita, atau impiannya untuk dirinya sendiri itu jauh lebih cenderung untuk berupaya mewujudkan hal tersebut ketimbang orang yang suka ngomongin tentang cita-citanya itu ke orang lain.

Nah lho, lo termasuk orang yang sering ngomongin hal itu ke orang lain atau nggak? Mulai sekarang, kalo lo berambisi akan sesuatu, gak perlu diceritain ke orang-orang dulu yah. Keep it for yourself atau at least ke beberapa orang-orang terdekat aja. Kalo lo penasaran, gimana riset Derek Siver, lo bisa tonton video di bawah ini:

Jadi, ada sebuah penelitian di mana 163 orang diminta untuk menjalani tes yang terpisah. Setiap orang diminta untuk menuliskan tujuan pribadi mereka di sebuah kertas. Setelah itu, peneliti meminta sebagian dari orang-orang tersebut untuk mengutarakan tujuan mereka (sampel A), dan sebagian lagi gak ngasih tau tujuan mereka (sampel B). Habis itu, mereka dikasi waktu selama 45 menit untuk ngerjain pekerjaan yang relevan sama tujuan pribadi mereka (misalnya kalo tujuan mereka mau menurunkan berat badan, mereka disuruh olahraga naik sepeda statis).

Dalam proses itu, mereka dikasi tau kalau misalnya mereka bisa berenti kapanpun mereka mau. Orang-orang yang ngasi tau tujuan pribadi mereka rata-rata berhenti di menit ke-33, sementara orang-orang yang ga ngasih tau tujuan mereka, ngehabisin  rata-rata 45 menit!

Menariknya lagi, ketika sampel A ditanya gimana rasanya setelah melakukan kegiatan itu, mereka bilang kalau mereka merasa sudah cukup dan sudah deket dalam mencapai tujuan mereka. Sebaliknya, ketika sampel B ditanya setelah kegiatannya selesai, mereka bilang kalau mereka ngerasa bahwa mereka masih jauuuh banget dari tujuan mereka.

Kenapa bisa gitu? Ternyata orang-orang yang ngasih tau tujuan mereka ke orang lain itu ngerasa mendapatkan pengakuan sosial dari lingkungan mereka. Penelitian-penelitian psikologis terkait hal ini ngebuktiin bahwa semakin lo ngasi tau tujuan-tujuan lo kepada orang lain, semakin kecil juga kegigihan lo untuk mewujudkan hal tersebut karena lo merasa sudah mendapatkan apa yang lo inginkan (which is pengakuan sosial). dalam proses usaha yang sebetulnya belum seberapa.

TIPS #2 : Kurangi kegiatan yang tidak relevan dengan upaya lo untuk mewujudkan impian/cita-cita lo.

Salah satu faktor yang paling sering bikin lo gagal menjalani apapun tujuan lo adalah : kecenderungan untuk merespon distraction / gangguan. Contoh sederhananya nih, kalo tujuan lo adalah untuk meningkatkan nilai akademis, dan aktivitasnya jelas-jelas adalah BELAJAR… tapi lo kurang konsisten dan komitmen terhadap tujuan lo itu. Jadinya begitu ada distraction (misalnya ada temen ngajak main ke mall, nongkrong gak jelas, ngabisin waktu main kartu/game, dsb). Nah, saran gua sih… jangan segan-segan untuk nolak godaan-godaan dari lingkungan lo yang berpotensi untuk ngehambat produktivitas elo. Jangan sampai hal-hal kecil ngalihin perhatian dari apa yang udah lo rancang sebelumnya.

Jadi, bijak-bijaklah memilah, mana yang relevan sama tujuan yang udah lo rancang (dengan rumus SMART) sebelumnya. Pastikan fokus lo adalah untuk mewujudkan tujuan itu, dan hindari (atau senggaknya kurangilah) kegiatan lain yang kura relevan. Jangan biarkan diri lo malah terlalu kelimpungan dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Bikin skala porsi yang jelas dalam menghabiskan waktu keseharian lo, dan pastikan kegiata-kegiatan yang produktif berada dalam skala prioritas yang lebih banyak daripada kegiatan yang tidak relevan.

TIPS #3 : Tanggapi kegagalan dengan cara yang bijak!

Lo udah bikin tujuan dengan rumus SMART, lo juga udah bersikap asertif dengan tidak menceritakan tujuan lo secara berlebihan ke lingan lo, dan lo juga udah berusaha untuk menghindari distraction yang gak relevan sama tujuan lo…. eh tau-tau ternyata lo belum berhasil-berhasil juga untuk mencapai tujuan yang udah lo rumusin sebelumnya.

In this case, mungkin kalimat “kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda” itu terlalu klise buat lo. Tapi satu hal yang mau gua tekankan adalah: dalam proses kita mencapai sesuatu, trial and error merupakan hal yang sangat wajar terjadi dalam siklus kehidupan kita. Siapa sih orang di dunia ini yang ga pernah gagal? Thomas Edison itu gagal sampai 10.000 kali untuk nemuin yang namanya bohlam lampu, Steven Spielberg pada awal karirnya ditolak oleh 3 sekolah film karena dia dianggap gak layak, Walt Disney sering dihina sebagai orang yang ga kreatif… Kadang yang bedain orang sukses dan gagal itu sesederhana bagaimana kita merespon kegagalan.

Mungkin pada awalnya emang berat untuk menerima kegagalan, tapi  jangan terlalu berkutat pada rasa putus asa yang berlarut-larut, cobalah untuk menerima kalau kita emang gagal (untuk kali ini) dan mungkin kurang optimal dalam berjuang. Setelah itu, coba kita mulai evaluasi apa yang telah kita kerjakan. Ingat, trial and error adalah hal yang wajar dan bahkan merupakan komponen penting dari proses pembelajaran kita terkait hal-hal yang kita lakukan.

****

Okay, sekian sharing dari gue, semoga apa yang gue share di tulisan ini sedikit membantu kalian semua dalam ngehadapin pahitnya kehidupan. Kalo ada yang mau ngobrol-ngobrol sama gua bisa tinggalin komentar di bawah artikel ini yak!

Referensi:
Morisano, D., Hirsh, J. B., Peterson, J. B., Pihl, R. O., & Shore, B. M. (2010). Setting, elaborating, and reflecting on personal goals improves academic performance. Journal of Applied Psychology, 95(2), 255.)
http://www.ted.com/talks/d erek_sivers_keep_your_goals_to_yourself

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian dan Peran dari Forkopimda Forkopimcam, Muspida, hingga Muspika

Masih banyak yang bertanya-tanya, apa itu arti dari Forkopimda, Forkopimcam, Muspida, dan Muspika? Serta apa peran mereka dalam pemerintahan? Kali ini kita akan bahas pengertian dan peran apa itu Forkopimda Forkopimcam, Muspida, dan Muspika. Serta perangkat yang terlibat dalam setiap kelompok forum atau musyawarah tersebut. Selain untuk menambah wawasan pengetahuan, ini juga penting untuk pemahaman kita mengetahui peranan mereka yang terlibat dalam urusan pemerintahan. Semua perangkat tersebut memiliki funsi yang saling berhubungan satu sama lainnya. Pada fungsi koordinasi antar unsur forkopimda dalam pelaksanaan pembangunan dan penyelesaian masalah-masalah aktual di daerah. Agar terbangun konektivitas antar pusdalsis kabupaten/kota dan provinsi. Hal itu bisa terjalankan dengan adanya kerjasama dan relasi bersama Forkopimcam. Merujuk pada Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 pasal 26 tentang Pemerintah Daerah. Demikian juga Komunitas Intelejen Daerah (kominda) melaksanakan perannya sebaga

Kisi-Kisi Matematika PAS Kelas XI Semester Ganjil

 Kisi-Kisi Penilaian Akhir Semester Ganjil  Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil TP. 2020/2012 sudah di setor ke IT SMKN Tempursari semoga bisa lancar dan bermanfaat. Ada perbedaan dengan soal tahun-tahun sebelumnya, yaitu ada 2 soal AKM dari 20 soal yang saya buat. Harapan saya melalui ujian ini selain menambah pengetahuan juga meningkatkan karakter kita sebagai sebagai manusia yang berharap menjadi pribadi yang sukses. Berikut ini kisi-kisi mulai dari kelas 10, 11 dan 12. Scroll terus ke bawah ya. #biasakankomentarPositif   Kelas 11 (Kisi-Kisi  + Contoh Soal)  Mata Pelajaran: Matematika   Kelas                   : XI Jumlah Soal    : 20 Jenis Soal        : Pilihan Ganda Waktu                  : 45 Menit   1. Suatu pekerjaan dapat diselesaikan selama 2 minggu oleh 8 orang. Jika hanya ada 7 orang dan ongkos tenaga sehari per orang Rp. 10.000,00 maka biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar ke 7 orang tersebut adalah ... Rp. 1 120.000,00

Kisi Kisi Matematika PAS Kelas 12 Semester Ganjil

 Kisi-Kisi Penilaian Akhir Semester Ganjil  Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil TP. 2020/2012 sudah di setor ke IT SMKN Tempursari semoga bisa lancar dan bermanfaat. Ada perbedaan dengan soal tahun-tahun sebelumnya, yaitu ada 2 soal AKM dari 20 soal yang saya buat. Harapannya melalui ujian ini selain menambah pengetahuan juga meningkatkan karakter kita sebagai sebagai manusia yang berkepribadian sukses. Berikut ini kisi-kisi mulai dari kelas 10, 11 dan 12. Scroll terus ke bawah ya. #biasakankomentarPositif Kelas 12 (Kisi-Kisi  + Contoh Soal) Mata Pelajaran: Matematika   Kelas                   : XII Jumlah Soal    : 20 Jenis Soal        : Pilihan Ganda Waktu                  : 45 Menit Contoh :  1. Diketahui kubus ABCD.EFGH, salah satu bidang diagonal pada kubus tersebut adalah… Bidang BCGF Bidang ABCD Bidang ADHE Bidang CDHG Bidang DBFH 2. Diberikan barisan aritmatika 2, 5, 8, 11, …, 68. Banyaknya suku barisan t