Zaman saya kecil saya dan teman-teman tidak jarang mengidolakan cerita samurai, tahukah kamu dari samurai inilah selanjutnya saya kenal istilah Ronin, tahukah Anda apa Ronin itu? Ya benar sekali Ronin adalah istilah bagi samurai yang telah kehilangan tuannya.
Hari santri bagi saya adalah sebuah bentuk pengidolaan yang lain sosok yang bagi saya penting artinya karena merekalah kepanjangan tangan dari ulama. Hari santri diperingati bersama dengan seruan jihad K.H Hasyim Ashari yang saat itu menjadi pemimpin NU untuk melawan penjajahan yang ingin kembali mencokolkan kekuasaannya di Indonesia.
Keberhasilan Resolusi Jihad tentu tidak terlepas dari peran serta santri yang dengan jiwa dan raganya memenuhi panggilan tersebut. Tidak akan ada masa membahagiakan tanpa sebelumnya kita isi dengan perjuangan dan pengorbanan yang selanjutnya akan dicatat dalam tinta emas sejarah.
Santri adalah samurai yang memiliki tuan, santri adalah sosok yang kami idolakan maka hal penting dari hari santri bagi saya adalah ketika kita bisa mengendalikan ego kita untuk dapat melayani orang lain, bagi seorang santri kyainya adalah junjungannya, dengan ilmu ini saja kehidupan kita akan jadi lebih baik. Ketika murit-murit kita hari ini dikukuhkan sebagai santri maka tugas mereka bukan hanya berjuang untuk mendayagunakan seluruh usahanya untuk menjadi terpelajar tapi juga untuk dapat menghormati orang tua, guru-gurunya, orang yang lebih tua dari dia dengan sepenuh hati. Membersihkan pikiran dari prasangka buruk untuk dapat mendayagunakan seluruh kemampuannya termasuk kepada pemerintahan yang saat ini memberikan bantuan untuk mereka bersekolah, termasuk kepada presiden selaku kepala negara, minimal berpositif thingking kepada guru-gurunya. Memang mereka tentu hanya manusia biasa yang pasti punya kekurangan, namun selama kebaikannya masih lebih banyak atau guru-guru kita masih mau berusaha menjadi lebih baik maka kewajiban santri adalah mendukung nya.
Jangan sampai kita dipaksa menjadi Ronin yang kehilangan tuannya, kita siap berjuang mengorbankan jiwa dan raga, tapi ternyata pemimpin-pemimpin kita telah patah arang untuk memberikan perintahnya. Karena itulah kita perlu menjaga para ulama kita, guru-guru kita, para pemimpin kita, jika ada yang menjelek-jelekkan, mereka kita bela meski kita harus berkorban hinaan sebagai santri itulah jalan samurai kita.
Sekali lagi saya ulangi hari santri adalah momentum kita untuk menunjukkan jiwa santri kita yang senantiasa menantikan pemimpin yang akan kita dengar, kita bela dan syukuri dengan senantiasa menjaga guru-guru kita.
Komentar
Posting Komentar
Tiada gading yang tak retak, saran dan masukan Anda akan sangat membantu kami. Budayakan Membaca Sampai Akhir, Jika ada yang masih kurang jelas, Anda dapat menuliskannya pada kolom komentar di bawah ini atau melalui Contact Us di bagian blog ini.
1. Centang kotak Notify me untuk berlangganan.
2. Setiap Komentar yang masuk akan kami moderasi, sebelum tampil dipublish.
3. Patuhi pedoman berkomentar dengan sopan santun dan menghargai pendapat orang lain.
Semoga kedepannya kita dapat bekerja sama dengan baik!
Salam Sukses dan Bahagia.